Sunday, December 29, 2013

Prediksi Bisnis Tren 2014

Menganalisa peluang bisnis yang cerah di tahun 2014 bukanlah perkara yang mudah. Catatan bisnis di tahun 2013, agenda pemerintah dan prediksi perekonomian global maupun nasional yang akan terjadi di tahun 2014 merupakan beberapa bahan pertimbangannya. Menurut astrologi China, tahun 2014 adalah tahunnya shio kuda. Kuda sebagai lambang kecepatan dan ketangkasan tentu juga berpengaruh dalam kompetisi bisnis, siapa cepat dia dapat! Jadi, jika ingin sukses harus mawas diri membaca peluang usaha yang menguntungkan. Menurut kerjausaha.com, inilah delapan peluang usaha bagi pemodal kecil dan menengah yang prospektif di tahun 2014 untuk pangsa pasar Indonesia:

1. Usaha Percetakan
Tahun 2014 bangsa Indonesia akan mengadakan pesta lima tahunan, yakni Pemilihan Umum. Jika anda telah memiliki usaha percetakan spanduk dan baliho, maka siap-siaplah panen rejeki. Puluhan partai dan ratusan calon anggota dewan baik pusat maupun daerah, serta kandidat presiden yang ingin berebut kursi tentu membutuhkan atribut-atribut kampanye seperti spanduk, pamflet, pin, sticker, brosur, dan sebagainya. Hal ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Jika anda tertarik memulai usaha percetakan spanduk dan baliho, lihat panduannya di sini!

2. Bisnis Gadget dan Pulsa
Menurut berbagai riset dan analisa pasar, pengguna mobile gadget terutama smartphone akan mengalami pertumbuhan yang pesat, termasuk di Indonesia. Jika anda punya modal 10-20 jutaan rupiah, maka anda bisa mencicipi manisnya bisnis penjualan handphone dan pendukungnya, seperti assesoris ponsel dan pulsa.

3. Waralaba
Di tahun 2013, bisnis yang berkonsep waralaba (franchise) mengalami pertumbuhan yang menjanjikan. Bukan hanya waralaba makanan dan minuman saja, beragam bidang usaha juga membuka jaringannya dengan model waralaba, seperti pendidikan, kecantikan, teknologi, kesehatan, hingga bisnis jasa. Bahkan diantaranya sudah lolos untuk go international. Bisnis model waralaba di tahun 2014 dipercaya akan prospektif. Bila anda belum memahami apa itu waralaba? Bisa lihat gambarannya di sini!

4. Bisnis Lewat Media Online
Sejalan dengan pertumbuhan pengguna internet, bisnis yang dilakukan lewat media online nampaknya juga akan bersinar kinclong, misalnya bisnis penjualan produk lewat toko online, afiliasi menggunakan facebook, dan sejenisnya.

5. Usaha Kuliner
Bisnis ini adalah bisnis yang tak pernah sepi, selalu bersinar dari masa ke masa. Hal yang bisa membuat anda bertahan dalam kompetisi bisnis kuliner adalah kreatifitas menciptakan menu makanan dan minuman yang nikmat, misalnya bakso unik, nasi bakar, dan sebagainya.

6. Bisnis Fashion
Sama halnya dengan usaha kuliner, bisnis di bidang fashion juga tak pernah ada matinya. Namun sepertinya di tahun 2014 ini, bisnis sablon dan digital printing kaos lebih berpeluang menghasilkan untung berlimpah. Hal ini tidak terlepas dari agenda pemilhan umum dan moment piala dunia (usaha baju jersey tim worldcup).

7. Bisnis Otomotif (Reparasi dan Modifikasi)
Meskipun tahun 2013 dan 2014 diprediksi masih terjadi krisis ekonomi di kawasan Eropa, namun di Asia situasinya kemungkinan lebih baik. Pangsa pasar mobil dan motor di Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan tetap bagus, apalagi banyak produsen-produsen otomotif yang berencana meluncurkan mobil murah. Sehingga secara tidak langsung juga memberi dampak positif bagi para pelaku usaha reparasi, aksesoris dan modifikasi otomotif.

8. Bisnis Buku Teks Pelajaran
Di pertengahan tahun 2013, pemerintah melalui Kemendiknas telah meluncurkan kurikulum baru bagi sekolah-sekolah yang ditunjuk. Dan tahun 2014, program implementasi kurikulum baru tersebut akan semakin diperluas ke sekolah-sekolah lain. Hal ini tentu memerlukan buku teks pelajaran yang baru. Nah jika anda ingin membuka bisnis toko buku atau menjadi penulis buku, maka manfaatkan moment tahun 2014 ini untuk menggali keuntungan, khususnya penjualan buku-buku teks pelajaran dari jenjang TK hingga SMA.

Perilaku konsumen : Animo Masyarakat terhadap Apartemen


 APARTEMEN saat ini menjadi pilihan tempat tinggal favorit kaum urban sekaligus investasi karena lokasi yang strategis dapat menghemat waktu dan salah satunya yang memiliki akses langsung ke bandara.
"Animo masyarakat untuk memiliki hunian baik untuk tempat tinggal termasuk di kawasan tepi pantai memang sangat besar," General Manager Green Bay Pluit, Fransiskus Afung di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, permasalahan kemacetan kota membuat banyak orang lebih memilih tinggal di apartemen. Lokasinya yang masih berada di tengah kota mudah dijangkau dan menghemat waktu dibandingkan dengan perumahan di pinggiran kota.
Menurut dia, lokasi yang dekat dengan bandara juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri.
Salah satunya adalah Green Bay Pluit yang lokasinya juga dekat dengan pusat kota. Green Bay Pluit secara keseluruhan sudah terjual 95 persen. Selain itu, untuk Coast View Apartment yang terdiri atas empat tower juga sudah terjual habis (sold out).
Sementara untuk Bay View Apartmen yang juga terdiri atas empat tower terjual 95 persen dan terakhir adalah Seaview Condominium yang sudah terjual 85 persen.
"Tingkat penjualan yang sangat fantastis ini merupakan bukti bahwa proyek ini mendapat respon yang sangat baik dari konsumen," kata Direktur Marketing Green Bay Pluit Matius Jusuf.
Green Bay Pluit yang dibangun di atas lahan seluas 12,5 hektare dengan beragam fasilitas yang dimiliki, menjadikan hunian di pinggir pantai utara Jakarta ini daya tarik bagi kaum urban yang tinggal di luar Jakarta.
Fasilitas eksternal pendukung lainnya juga sangat banyak, mulai dari mall hingga pusat jajan dan sentra kuliner.


Artikel diatas menunjukkan beberapa data penjualan apartemen yang berada pada angka 95%. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku konsumen masa kini yang semakin haus akan kepraktisan dan penghematan waktu. Aksesbilitas yang selalu menjadi  jualan utama para pengembang dan pemasar apartemen, memang berhasil merubah mindset masyarakat bahwa apartemen adalah solusi dari masalah tipikal kehidupan metropolitan. Yakni, tidak lain dan tidak bukan, kemacetan. Menjadi sebuah hal yang cliche apabila kemacetan dijadikan alasan sebuah keterlambatan. Masyarakat harus mampu membuat hal tersebut tidak relevan dengan profesionalitas tuntutan sebuah pekerjaan. Karena alasan ini pula banyak pengembang yang belomba-lomba membeli tanah di daerah perkotaan. Daerah dimana mayoritas masyarakatnya adalah kalangan eksekutif yang sangat membutuhkan fasilitas yang praktis, hemat, dan nyaman.

Sikap Motivasi dan Mawas Diri

A. Sikap Motivasi dan Mawas Diri
Jika kita tau siapa diri kita,darimana berasal,untuk apa hidup didunia,setelah itu mau kemana lagi melangkah/melanjutkan hidup,rasanya jika tiap diri ini sadar akan semua hal itu tak akan banyak kita temui keluh kesah dalam menjalani kehidupan ini.
Kehidupan ini sendiri adalah pemberian dari Sang Maha Pemberi. Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita pun mendapat pemberian kasih sayang dari orang tua. Bayangkan jika kita lahir tanpa ada orang yang memberi kasih sayang itu, niscaya kita tak kan ada sampai saat ini. Semua hal yang kita manfaatkan dalam hidup ini adalah pemberian(taken for granted). Apa yang diberikan itu tanpa pamrih. Tanpa mengharap balasan.
Saat ini kita telah dewasa, atau lebih dari kata dewasa itu sendiri. Sudah saatnya untuk tidak hanya menerima, tapi memberi. Memberi apa yang kita punya dan kita sanggup untuk memberikannya. Tidak perlu muluk-muluk, hal-hal yang sederhana saja. Memberikan senyuman ke orang yang berpapasan dengan kita, memberikan kasih sayang dan perhatian ke orang tua kita. Membuatkan minuman mungkin, memberikan salam saat pergi ataupun pulang, atau juga memberikan ciuman di tangan beliau.
Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi. Banyak hal yang ingin kita capai,seperti pekerjaan,cita-cita,jodoh kita dan lain sebagainya,sebelum kita dapatkan harus ada perjuangan, yakni tenaga ,pikiran dan waktu. Ada pepatah berilah, maka kau akan menerima lebih. Hal ini bukan berarti apa yang dilakukan adalah berpamrih, mengharapkan imbalan. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang utuh. Namun sebuah  negosiasi. Negosiasi berkutat antara untung dan rugi. Bukan lagi mendasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, akan dilipat gandakan. Jika anda tidak percaya, cobalah dan lakukanlah. Lihat dan hitunglah dengan objektif. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan faham arti memberi ini,mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian akan memberikan lagi kepada orang lain baik itu moril atau materil. Kembali kepadanya dalam bentuk lain, sehingga seperti sebuah siklus..
Motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan arah. Lebih lanjut motivasi selalu dihubungkan engan tujuan. Jadi motivasi belajar,
tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar
mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang
hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.
Pada hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti,
sebisanya kita perlu belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kuantitas dan
kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang fungsi otak kita, semakin
lebih termotivasi lagi untuk mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa sudah hakikinya manusia memiliki motivasi belajar.
Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang keliru, maka motivasinya akan nampak.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’ , ada juga yang termotivasi dari luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’ . Mereka secara teratur mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya laku kan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah upaya saya ? dst. Yang pada hekekatnya, melakukan monitoring diri


            B. Bersikap Mawas diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut.
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda. Mawas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama. Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.