Thursday, October 3, 2013

Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Tren Gaya Arsitektur (Dengan Studi Artikel Green Minimalis Gaya Arsitektur Bangungan 2011)






TREN hunian 2011 masih mengacu pada tren tahun sebelumnya. Hunian bergaya minimalis masih menjadi mainstream tahun depan. Tambahannya, konsep ramah lingkungan bakal menyertai konsep minimalis tersebut.
Arsitek Briyan Talaosa mengatakan, tren gaya arsitektur bangunan untuk 2011 tidak banyak yang berubah. Melihat dari perkembangan desain yang ada di lapangan, tren minimalis masih bakal memiliki nilai jual setahun ke depan.
Nilai jual dalam arti, lanjut dia, melihat animo masyarakat dalam memilih hunian. Sampai ada satu kasus, salah satu developer yang cukup established atau mapan terpaksa melakukan proses buy back, untuk menyelamatkan profit. Maksudnya buy back adalah gaya-gaya rumah yang masih bercorak Mediteranian itu ternyata di satu kluster tidak terjual banyak. Oleh developer itu dibeli kembali lalu dirobohkan dan dibangun rumah dengan model baru, yaitu konsep minimalis.
Alasan mereka masih melihat tren minimalis sebagai tren ke depan, kata Briyan, kalau dari biaya produksi model minimalis dengan gaya bangunan lain kurang lebih sama. Tapi kalau dibilang tipe bangunan minimalis itu gampang, itu salah karena minimalis itu minim detail. Artinya, kalau kita buat bentuk kotak, berarti bentuknya harus benar-benar kotak.

Namun, akan seperti apakah minimalis pada 2011? Briyan mengungkapkan, minimalis untuk 2011 akan cenderung ke arah green minimalist. Green minimalist itu bukan sekadar memberikan taman artifisial di suatu bangunan rumah saja. Tetapi, lebih ke bangunan yang ramah lingkungan. Dalam arti, meminimalisasi efek rumah kaca, penggunaan material-material yang ramah lingkungan seperti penggunaan baja ringan. Contoh lain, menggunakan material yang sifatnya tidak merusak hutan, seperti kayu, logam, dan batu.

Bila perlu, ujar Briyan, pemanfaatan bahan-bahan material yang sudah ada mungkin lebih baik. Misalnya, akar pohon yang dibuat untuk meja.Saat ini sudah banyak menjadi wacana hingga ke supermarket, penggalangan untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan itu sudah ada. Anda bisa berdiskusi dengan Arsitek Rumah Anda.
Begitu pun dari segi desain, mulai dari ruangan dan bentuk lapisan tidak berpatokan pada satu gaya. Namun, lebih menyesuaikan pada kebutuhan si penghuni. Yang dimaksud green minimalist bukan hanya pemaksimalan tanaman saja, tetapi sudah lebih dalam pemahamannya. Maksudnya, green minimalist itu sudah sampai pada pemakaian bahan bangunan dan pengerjaan bangunan yang ramah lingkungan.
Lebih dari itu, arsitektur bangunan gaya green minimalist bisa menjadi budaya di dalam pemakaian peralatan rumah sehari-hari. Misalnya, pemakaian listrik yang hemat, perlakuan air yang seperlunya, penggunaan lampu yang lebih hemat energi, wattnya kecil tapi ambience-nya sama dengan lampu yang wattnya lebih besar. Yang utama meminimalisasi penggunaan efek rumah kaca pada bangunan. (lifestyle.okezone.com) – Artikel dikutip dari http://kerockan.blogspot.com/2011/01/green-minimalis-gaya-arsitektur.html.  
(3 Oktober 2013)

Analisis:
Dari artikel diatas yang membahas mengenai tren gaya bangunan yang disertai dengan konsep ramah lingkungan. Tren ini tidak dipungkiri masih digandrungi hingga kini, di hampir memasuki bulan-bulan penghujung tahun 2013. Perlaku konsumen Indonesia yang cenderung mengikuti tren terbaru atau yang sedang booming, membuat para pemasar atau penggagas sebuah ide melakukan cara alternatif promosi lain yakni dengan melalui media internet. Karena internet kini kian mudah diakses, sehingga jika seseorang mampu membuat trend mark yang hangat diperbincangkan maka peluang pasar fisik pun akan terbuka lebar. Yang kemudian menjadi trend setter. Begitu pun sebaliknya jika seseorang mampu mem-blow up produk yang ditawarkannya melalui promosi langsung dan atau  pemasaran langsung kepada konsumen, maka akan timbul permintaan barang/ jasa dengan jasa pengiriman atau dengan layanan online.
Seperti pada contoh artikel diatas yang menyertakan konsep Green Minimalist, dimana tak hanya desain yang minimalis, namun dari segi pemanfaatan barang yang juga ramah lingkungan. “..Briyan mengungkapkan, minimalis untuk 2011 akan cenderung ke arah green minimalist. Green minimalist itu bukan sekadar memberikan taman artifisial di suatu bangunan rumah saja. Tetapi, lebih ke bangunan yang ramah lingkungan. Dalam arti, meminimalisasi efek rumah kaca, penggunaan material-material yang ramah lingkungan seperti penggunaan baja ringan. Contoh lain, menggunakan material yang sifatnya tidak merusak hutan, seperti kayu, logam, dan batu..”. Konsep ramah lingkungan ini tentu menjadi nilai plus dimata konsumen, karena konsep tersebut membuat banyak penghematan dari segi bahan baku dan tentunya biaya, namun juga konsumen dapat turut berpartisipasi dalam usaha menghadapi Global Warming. Tentu istilah ini sudah tidak asing lagi karena bumi kini sedang menguji kecintaan manusia terhadap alam. Lagi-lagi karena terkait dengan isu hangat mengenai Global Warming, maka konsep Green Minimalist ini semakin mempengaruhi perilaku konsumen.

Kesimpulan, bahwa perilaku konsumen dalam memilih sebuah produk barang/jasa dipengaruhi terhadap sebuah tren yang sedang berlaku di masyarat. 

No comments:

Post a Comment